Diduga Terlibat Gangster, Belasan Remaja di Banjarmasin Dapat Diversi

Seusai diamankan Polresta Banjarmasin, belasan remaja yang diduga terlibat gangster akhirnya mendapat diversi.

Jun 20, 2024 - 09:02 Wita
Jun 20, 2024 - 09:05
Diduga Terlibat Gangster, Belasan Remaja di Banjarmasin Dapat Diversi
Kapolresta Banjarmasin, Kombes Pol Sabana Atmojo, dalam konferensi pers penanganan remaja yang diduga gangster, Rabu (19/6) malam. Foto: Humas Polresta Banjarmasin

KABARKALSEL.COM, BANJARMASIN - Seusai diamankan Polresta Banjarmasin, belasan remaja yang diduga terlibat gangster akhirnya mendapat diversi.

Aksi belasan remaja tersebut sempat viral di media sosial, Selasa (18/6) dini hari. Mereka terlihat melakukan berkonvoi menggunakan sepeda motor di jalanan sembari membawa senjata tajam.

Tidak sampai 1x24 jam, sekitar 11 remaja berhasil diamankan. Dikutip dari Antara, polisi juga menyita sejumlah senjata tajam, telepon seluler dan sepeda motor yang digunakan ketika konvoi.

"Personel menangkap 11 orang anak di bawah umur yang meresahkan warga," papar Kapolresta Banjarmasin, Kombes Pol Sabana Atmojo, dalam konferensi pers, Rabu (19/6) malam.

Namun demikian, mereka tidak ditahan. 11 remaja itu diberikan pembinaan psikologi dengan melibatkan UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Banjarmasin.

"Mereka berulah mengganggu ketertiban umum, tetapi tidak jatuh korban. Dari hasil penyelidikan, sebenarnya mereka salah pergaulan dan kurang kasih sayang maupun perhatian keluarga," beber Sabana.

"Pembinaan masih efektif diberlakukan, mengingat mereka anak-anak yang masih bisa dididik agar tidak mengulangi perbuatan," imbuhnya.

Atas kejadian itu, Kapolresta Banjarmasin meminta para orang tua agar meningkatkan perhatian dan mengawasi aktivitas anak-anak agar tidak salah pergaulan.

"Kami berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan para orang tua. Kami upayakan pembinaan semaksimal mungkin," tegas Sabana.

Sementara Kepala UPTD PPA Banjarmasin, Susan, menilai langkah pembinaan terhadap 11 remaja itu masih cukup efektif.

Sebelumnya mereka juga menangani kasus yang sama beberapa bulan lalu dengan melibatkan 12 remaja di Banjarmasin Selatan. 

"Mayoritas remaja yang melakukan perbuatan itu karena ingin mencari jati diri dan berusaha mendapatkan pengakuan orang banyak. Namun di balik motif ini, mereka juga kurang perhatian dari keluarga," papar Susan.

"Mereka nanti dibina tenaga ahli psikologi dan ahli hukum yang berperan menjelaskan dampak buruk dari perbuatan menyimpang," tutupnya.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow