Analisis Pakar: Aktivitas Patahan Penyebab Gempa di Kalimantan Sudah Berusia 165 Juta Tahun

Gempa yang terjadi di Kalimantan dalam beberapa pekan terakhir, ternyata tidak sekonyong-konyong terjadi.

Feb 24, 2024 - 21:31 Wita
Sep 6, 2024 - 13:37
Analisis Pakar: Aktivitas Patahan Penyebab Gempa di Kalimantan Sudah Berusia 165 Juta Tahun
View Gunung Halau Halau di Pegunungan Meratus, Kecamatan Batang Alai Timur, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan. Foto: Antara

KABARKALSEL.COM, BANJARMASIN - Gempa yang terjadi di Kalimantan dalam beberapa pekan terakhir, ternyata tidak sekonyong-konyong terjadi.

Diketahui fenomena gempa di Kalimantan diakibatkan patahan batuan bumi yang bergeser dari arah pasifik mulai membelah.

"Secara geologi, terjadi pensesaran batuan dari arah Pasifik menuju Papua, Sulawesi dan mulai membelah bagian timur Kalimantan," ungkap pakar Bidang Ilmu Rekayasa Geologi Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Adip Mustofa, seperti dilansir Antara, Sabtu (24/2).

"Akibatnya terjadi patahan di sebagian wilayah Kalimantan yang menyebabkan guncangan magnitudo berkekuatan skala kecil," sambungnya.

Aktivitas sesar batuan di Kalimantan tersebut tidak dapat diprediksi spesifik. Namun akan terjadi seiring berjalan waktu, karena merupakan fenomena alam yang sudah terjadi sejak zaman batu.

"Aktivitas patahan batuan di Kalimantan sudah terjadi sejak zaman jura. Jura adalah periode utama dalam skala waktu geologi yang berlangsung sekitar 165 juta tahun lalu," jelas Adip. 

"Hal tersebut menjadi bukti bahwa batuan di Kalimantan tidak utuh lagi, karena telah terjadi patahan sejak zaman dahulu," tambahnya.

Makanya gempa yang tercatat terjadi lebih dari enam kali sepanjang Februari 2024 di Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, bukan kejadian pertama kali.

"BMKG sudah mencatat terjadi gempa sejak 2023 akibat aktivitas pergeseran batuan dan pensesaran yang dipicu penumpukan energi. Bahkan pensesaran juga terjadi dalam rentang 1923, 1925 dan 1936," ulas Adip.

Di sisi lain, Kalimantan Selatan juga telah diidentifikasi pakar memiliki patahan batuan dengan panjang mencapai 150 kilometer di Pegunungan Meratus.

"Seandainya batuan di Meratus terus aktif dan pergeseran patahan semakin menggesek panjang, berarti juga tersimpan energi besar yang menyebabkan guncangan kuat," beber Adip.

"Namun hingga sekarang belum dilakukan penelitian yang membuktikan kapan itu terjadi. Pun kekuatan getaran gempa di Kalsel masih tergolong skala kecil," tukasnya.

Diyakini para ahli geologi belum tertarik melakukan penelitian mendalam, karena gempa di Kalimantan belum tergolong sangat membahayakan. 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow