Menolak Lupa! Kerja Keras Rahmadian Noor Tanggulangi Dampak Banjir di Batola
Dalam Kajian Resiko Bencana (KRB) Kalimantan Selatan 2022-2026, Barito Kuala paling berisiko banjir di antara kabupaten/kota lain di Kalimantan Selatan dengan luas 195.287 hektare.
KABARKALSEL.COM, MARABAHAN - Dalam Kajian Resiko Bencana (KRB) Kalimantan Selatan 2022-2026, Barito Kuala paling berisiko banjir di antara kabupaten/kota lain di Kalimantan Selatan dengan luas 195.287 hektare.
Tidak mengherankan kalau potensi kerugian akibat banjir di Batola, tertinggi di antara kabupaten lain atau senilai Rp1,75 triliun.
Demikian pula luas potensi bahaya cuaca ekstrim. Batola berada di kelas tinggi dengan luasan mencapai 231.245 hektare. Ini segaris dengan nilai kerugian yang diestimasi mencapai Rp2,09 triliun.
Batola juga memiliki luas bahaya kebakaran hutan dan lahan tertinggi seluas 236.420 hektare, jauh melampaui Tapin, Tanah Laut, Kotabaru, Banjar dan Hulu Sungai Selatan.
Adapun kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan di Batola, diestimasi mencapai Rp2,83 triliun atau tertinggi di Kalsel.
Salah satu bencana yang berdampak paling luas adalah banjir di awal 2021. Disebut-sebut inilah banjir terbesar dalam 50 tahun terakhir.
Akibat curah hujan dan dampak banjir kiriman dari daerah lain, enam kecamatan di Barito Kuala dikelilingi air.
Mulai dari yang terparah di Kecamatan Alalak, Mandastana, Jejangkit, Cerbon, Rantau Badauh dan Belawang.
Ratusan ribu jiwa juga terdampak banjir. Bahkan tidak kurang 10.000 jiwa harus mengungsi ke daerah-daerah yang tidak terdampak banjir.
Tidak hanya jalan desa dan kabupaten, jalan nasional yang menghubungkan Banjarmasin-Marabahan, juga ikut terendam lebih dari 30 sentimeter selama berhari-hari.
Situasi tersebut terbilang sulit untuk Pemkab Barito Kuala. Penyebabnya mereka harus membagi konsentrasi antara menanggulangi dampak penyebaran Covid-19.
Di sisi lain, masyarakat Barito Kuala yang terdampak banjir membutuhkan bantuan berupa makanan dan logistik lain.
Peran H Rahmadian Noor yang masih menjabat sebagai wakil bupati pun begitu terlihat. Mulai dari mengordinasikan pendirian posko induk di Mandastana.
Tidak jarang Rahmadian Noor juga menjelajah ke kawasan yang dilanda banjir menggunakan angkuta sungai. Selain mengecek kondisi masyarakat, juga dibagikan bantuan makanan dan logistik.
Bahkan hampir setiap hari sejak siang hingga malam, Rahmadian Noor berada di posko induk untuk memantau distribusi bantuan.
Kebijakan lain yang dilakukan Rahmadian Noor selama banjir di awal 2021 adalah membersihkan aliran sungai di Kecamatan Alalak untuk memperlancar aliran air.
Salah satunya berkoordinasi dengan Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Wilayah XI Kalimantan Selatan untuk membantu membersihkan sungai yang tertutup rerumputan menggunakan excavator.
Kemudian pascabanjir, Rahmadian Noor juga mengawasi percepatan pendataan dan pencairan dana siap pakai dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
What's Your Reaction?