Hari Pertama Menjabat Plt Gubernur Kalsel, Muhidin Sambut Menteri LHK

Hari pertama menjabat Plt Gubernur Kalimantan Selatan, Kamis (28/11/2024), H Muhidin, mengawali dengan menyambut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LH), Hanif Faisol Nurrofiq.

Nov 28, 2024 - 16:04 Wita
Dec 8, 2024 - 03:04
Hari Pertama Menjabat Plt Gubernur Kalsel, Muhidin Sambut Menteri LHK
Menteri LHK, Hanif Faisol Nurrofiq, memimpin rapat koordinasi pengelolaan sampah bersama Plt Gubernur Kalsel, H Muhidin, Kamis (28/11/2024). Foto: Adpimprov Kalsel

KABARKALSEL.COM, BANJARBARU - Hari pertama menjabat Plt Gubernur Kalimantan Selatan, Kamis (28/11/2024), H Muhidin, mengawali dengan menyambut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Hanif Faisol Nurrofiq.

Tidak sekadar menyambut, Muhidin dan Hanif didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Hanifah Dwi Nirwana, mengikuti rapat koordinasi pengelolaan sampah di Gedung Idham Chalid.

“Alhamdulillah hari pertama kali bertugas sebagai Plt Gubernur Kalsel, saya bisa mendampingi Menteri Lingkungan Hidup," papar Muhidin.

"Terkait pengelolaan sampah, saya telah meminta kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup untuk mengatur jadwal turun ke seluruh TPA di Kalsel dan mengkoordinasikan upaya penanganan terbaik," tegasnya.

Adapun Hanif menyampaikan bahwa sampah harus dikenali dan dibedakan menjadi beberapa jenis, karena pengelolaan masing-masing jenis sampah akan berbeda.

"Jumlah sampah di Kalsel sebenarnya tidak terlalu besar. Namun tetap harus dibedakan pengelolaan sampah perkotaan dan pedesaan, karena penyelesaian juga akan berbeda," jelas Hanif.

Adapun komposisi sampah di Kalsel didominasi sampah sisa makanan atau food waste sebesar 39,40 persen dan lebih sulit dikelola. Sedangkan sumber sampah terbesar di Kalsel adalah tangga. 

"Pengelolaan sampah di Kalsel cukup rumit, kendati secara metodologi sebenarnya sudah tersedia. Makanya kesiapan pimpinan daerah menjadi penentu keberhasilan pengelolaan sampah," tukas Hanif. 

Sementara Hanifah Dwi Nirwana menyampaikan masalah pengelolaan sampah di Kalsel adalah pola kumpul-angkut-buang ke TPA yang masih menjadi pilihan. 
"Pola tersebut masih menjadi pilihan seluruh kabupaten/kota, sehingga berdampak kepada penumpukan sampah tak terolah di TPA," beber Hanifah.

Kemudian sarana dan prasarana penanganan sampah yang masih minim. Ditambah kesadaran mengelola sampah oleh masyarakat masih rendah, serta pengelolaan sampah yang masih belum menjadi prioritas utama dalam penganggaran daerah.

"Sebagian besar TPA kabupaten/kota di Kalsel masih menerapkan sistem open dumping atau pembuangan sampah terbuka. Masih sedikit yang menerapkan sistem controlled landfill," jelas Hanifah.

"Padahal controlled landfill lebih baik dibandingkan open dumping yang notabene dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat," tutupnya.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow