Kemunculan Buaya di Pantai Pengaruhi Kunjungan Wisatawan ke Tala

Kemunculan beberapa ekor buaya di pantai, ikut mempengaruhi jumlah wisatawan yang berkunjung ke Tanah Laut (Tala) selama libur dan cuti bersama Lebaran 2024.

Apr 16, 2024 - 23:46 Wita
Apr 16, 2024 - 23:46
Kemunculan Buaya di Pantai Pengaruhi Kunjungan Wisatawan ke Tala
Petugas memasang papan peringatan keberadaan buaya di Pantai Batakan Baru. Foto: Poros Kalimantan

KABARKALSEL.COM, PELAIHARI - Kemunculan beberapa ekor buaya di pantai, ikut mempengaruhi jumlah wisatawan yang berkunjung ke Tanah Laut (Tala) selama libur dan cuti bersama Lebaran 2024.

Kisah horor yang ditebar buaya di Tala diawali dari serangan kepada seorang warga di muara Sungai Tanjung Dewa, Kecamatan Panyipatan, Kamis (28/3).

Selanjutnya sejumlah warga mengaku melihat sedikitnya 9 ekor buaya yang muncul di sekitar Pantai Batakan Baru, atau berjarak sekitar 250 meter dari Tanjung Dewa.

Namun berdasarkan hasil observasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan, hanya 2 ekor buaya yang berkeliaran di lokasi.

Kedua buaya berjenis muara itu masing-masing berukuran 3 meter dan 2,5 meter.
 
Tak urung situasi tersebut membuat otoritas setempat melarang warga dan wisatawan untuk beraktivitas di dekat pantai.

Imbasnya jumlah kunjungan ke pantai-pantai di Panyipatan pun jauh berkurang dibanding libur dan cuti bersama Lebaran 2023 lalu. Demikian pula pantai di kecamatan lain.

"Total selama lima hari, jumlah pengunjung Pantai Batakan Baru sebanyak 8.500 orang, Pantai Takisung 5.100 orang, dan Bajuin 3.400 pengunjung," ungkap Plt Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Tala, Mohammad Syahid, seperti dikutip dari Antara, Selasa (16/4).

"Terjadi penurunan kunjungan wisata, setelah kemunculan buaya di perairan laut. Total jumlah akan semakin berkurang, seandainya pemerintah tak mengambil kebijakan khusus di hari puncak," imbuhnya.

Tepat di hari puncak kunjungan antara 13 dan 14 April 2024, Pemkab Tala memperkenankan pengunjung berenang di laut dengan catatah tidak boleh jauh dari pesisir dan tetap terawasi.

"Sebelum mengambil kebijakan itu, kami melakukan pemantauan selama seminggu setelah buaya tersebut muncul," jelas Syahid.

"Oleh karena tidak lagi muncul, kami memperbolehkan pengunjung untuk berenang. Kemudian pengelola banana boat diingatkan agar jangan menjatuhkan penumpang ke laut," tambahnya.

Penurunan jumlah pengunjung juga berimbas kepada okupansi penginapan. Cukup banyak kamar penginapan di beberapa pantai yang kosong. 

"Berbeda dengan Lebaran 2023, pengunjung yang akan menginap terpaksa harus mengantre," tutup Syahid.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow