Kepala Disdikbud Kalsel Disorot Lagi, Gusar Usai Ditegur Merokok Dalam Ruangan AC
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Selatan, Muhammadun, kembali menjadi sorotan lantaran berulah dalam rapat koordinasi internal, Senin (2/9).
KABARKALSEL.COM, BANJARMASIN - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Selatan, Muhammadun, kembali menjadi sorotan lantaran berulah dalam rapat koordinasi internal, Senin (2/9).
Ulah Muhammadun dilaporkan seorang peserta rapat koordinasi bernama Amalia Wahyuni melalui video yang diunggah dalam akun Instagram pribadi.
Dalam caption unggahan, dijelaskan bahwa peristiwa bermula ketika si pelapor mendapat tugas menjadi peserta Rakor Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan SMK Tahap II.
Kegiatan tersebut diselenggarakan Disdikbud Kalsel, serta diikuti wakil kepala sekolah, guru mata pelajaran, dan guru bimbingan konseling dari berbagai kabupaten/kota.
"Dari awal acara berjalan lancar, sampai suatu ketika panitia pelaksana berkata jika ada Kadisdikbud masuk, dimohon untuk tidak memainkan hape, karena beliau tidak suka ketika brbicara, ada yang main hape," tulis Amalia.
"Saya pikir orang ini pasti berdedikasi tinggi terhadap jabatan dan orang yang berwibawa, karena saya suka orang disiplin seperti itu," tambahnya.
Namun ekspektasi Amalia seketika berubah, karena figur yang dimaksud masuk ballroom menggunkan sandal dan memegang sebatang rokok menyala.
"Seketika mood saya langsung berubah, karena saya tidak tahan dengan asap rokok. Kemudian saya pikir berhenti disitu saja," beber Amalia.
"Setelah duduk di meja atas, beliau turun untuk berbincang dengan peserta, tetapi masih menyalakan rokok. Kemudian saya tegur dengan perlahan 'mohon maaf pak, saya tidak tahan mencium asap rokok" tambahnya,
Amalia menyayangkan adab si pejabat di tengah rapat koordinasi dan dalam ruangan tertutup, sekalipun dilengkapi AC.
"Hal yang sangat disayangkan lagi adalah saya diusir dari ruangan. Seharusnya beliau yang keluar dari ruangan, bukan malah saya," tukas Amalia.
"Setelah saya diusir, beliau menanyakan tempat saya bekerja. Kemudian saya berucap 'bapak minta dihargai, tapi bapak tidak menghargai saya'. Setelah saya keluar dari ruangan, tak lama kemudian saya ditelepon oleh atasan saya dan disuruh pulang," sambungnya.
Amalia sendiri siap menerima semua konsekuensi, setelah mengunggah video pernyataan di media sosial. Pun guru salah satu SMK di Banjarbaru ini siap menerima dipecat.
"Saya yakin kebenaran akan selalu menang. Kalaupun saya dipecat, berarti rezeki saya sebagai guru sudah sampai di situ," tegas Amalia.
"Beliau berada di lingkup dunia pendidikan, kenapa adab beliau begitu rendah? Seharusnya menjadi public figure yang baik kepada bawahan. Brutal boleh saja, tapi harus tahu tempat. Ingat di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Utamakan adab daripada ilmu," tutupnya.
Diketahui Muhammadun pernah terseret kasus netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN), terkait video mengajak guru dan siswa memilih partai politik tertentu di Pemilu 2024.
Dalam video yang beredar di media sosial, Muhammadun mengajak para guru dan siswa untuk mencoblos Partai Golkar, ketika memberi sambutan dalam job fair di salah satu SMK di Banjarmasin, 6 November 2023 lalu.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kalsel menyatakan Muhammadun bersalah. Pun Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) telah merekomendasikan sanksi disiplin berat.
View this post on Instagram
What's Your Reaction?