Pilkada Batola 2024: Menyambut Pengulangan Romantisme 18 Tahun Silam

Kalau memang kemenangan H Bahrul Ilmi–Herman Susilo versi quick count sejalan dengan real count, hasil Pilkada Barito Kuala (Batola) akan mengulang romantisme 18 tahun lalu di pemerintahan.

Nov 30, 2024 - 06:51 Wita
Nov 30, 2024 - 06:52
Pilkada Batola 2024: Menyambut Pengulangan Romantisme 18 Tahun Silam
Suasana debat tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati Barito Kuala beberapa waktu lalu. Foto: KPU

KABARKALSEL.COM, MARABAHAN - Kalau memang kemenangan H Bahrul Ilmi–Herman Susilo versi quick count sejalan dengan real count, hasil Pilkada Barito Kuala (Batola) 2024 akan mengulang romantisme 18 tahun lalu di pemerintahan.

Tepatnya pertengahan 2002, H Eddy Sukarma dan H Hatta Mazanie terpilih sebagai bupati dan wakil bupati di Batola.

Keduanya memiliki latar belakang berbeda dengan Eddy Sukarma sebagai birokrat, sedangkan Hatta Mazanie merupakan aktivis dan praktisi hukum.

Memang mereka dipilih secara tidak langsung, karena dilakukan oleh wakil-wakil rakyat di DPRD. Namun seperti Bahrul-Herman, salah satu partai pendukung Eddy-Hatta adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Situasi di pemerintahan lantas menjadi menarik, terutama setelah Pemilu 2004. Penyebabnya Partai Golkar mendominasi perolehan suara legislatif di Batola, sekaligus menempatkan H Mulia Akbar sebagai ketua DPRD masa jabatan 2004-2009.

"Dalam periode itu, terjadi check and balance yang apik di pemerintahan," ungkap akademisi Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Nasrullah, Sabtu (30/11/2024).

"Hal tersebut juga berdampak positif terhadap arah pembangunan dan kebijakan pemerintahan," imbuh antropolog kelahiran Batola ini.

Tanpa menafikan hasil real count KPU yang masih berlangsung di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Partai Golkar Batola di bawah pimpinan H Rahmadian Noor sangat mungkin mengulang romantisme masa lalu.

"Salah satunya dengan maksimal menjalankan fungsi penganggaran, legislasi, dan pengawasan melalui wakil rakyat di DPRD Batola," beber Nasrullah.

Terlebih dari 35 anggota DPRD Batola masa jabatan 2024-2029, 12 di antaranya adalah kader Partai Golkar.

Bahkan kalau semangat partai koalisi di Pilkada 2024 tetap solid, partai berlambang beringin tersebut disokong PKS yang memiliki 3 kursi. 

Sementara partai pengusung Bahrul-Herman hanya berkekuatan 9 kursi dengan rincian 6 kursi dari PPP, 3 kursi PAN dan 1 kursi PKB. 

Akan tetapi PDIP, Gerindra dan Nasdem juga menjadi kunci. Penyebabnya partai pengusung Mujiyat-Fahrin Nizar ini dapat memberikan warna, karena memiliki total 10 kursi.

"Kalkulasi itu masih bersifat prediktif, sebab suasana politik dan sosial yang terjadi 18 tahun lalu berbeda dengan 2024. Pun kondisi politik dapat mengental dan mencair," beber Nasrullah.
 
"Namun yang pasti masyarakat Batola telah lama merindukan situasi ideal di pemerintahan, ketika wakil rakyat maksimal melaksanakan tiga fungsi," tutupnya.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow