Jembatan Pulau Laut-Kalimantan Diharapkan Rampung 2026
Seandainya tidak lagi menemui kendala pembiayaan, Jembatan Pulau Laut-Kalimantan di Kalimantan Selatan diharapkan dapat rampung 2026.
KABARKALSEL.COM, BATULICIN - Seandainya tidak lagi menemui kendala pembiayaan, Jembatan Pulau Laut-Kalimantan di Kalimantan Selatan diharapkan dapat rampung 2026.
Pekerjaan jembatan yang sudah lama diidam-idamkan itu sudah mencapai 38,795 dari sisi Pulau Kalimantan. Sedangkan dari sisi Pulau Laut, sudah tercapai 34,24 persen.
Diketahui dalam tahap pertama, hasil pekerjaan yang diperoleh sudah sepanjang 350 meter. Sedangkan tahap kedua merampungkan 400 meter, sehingga total yang sudah dikerjakan sepanjang 750 meter.
“Diharapkan proyek tersebut dapat selesai dalam waktu tiga tahun (2026)," ungkap Gubernur Kalsel, H Muhidin, seusai peninjauan pekerjaan Jembatan Pulau Laut-Kalimantan, Rabu (1/1/2025).
"Keberadaan jembatan tersebut akan membuat arus transportasi barang atas daerah dapat berjalan lancar, sekaligus menggerakan perekonomian masyarakat," imbuhnya.
Dalam peninjauan tersebut, Muhidin ditemani Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, Sekreraris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Roy Rizali Anwar, serta beberapa kepala SKPD.
Sementara Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalsel, M Yasin Toyib, menjelaskan pembiayaan proyek tersebut sepenuhnya akan diambil alih oleh pemerintah pusat.
Adapun total biaya yang diperlukan untuk penyelesaian jembatan diperkirakan mencapai sekitar 5,9 triliun.
Dalam tahap awal, pembiayaan mencapai Rp1,2 triliun dengan rincian Rp500 miliar dalam tahun anggaran 2024, dan Rp750 miliar yang diambil dari tahun anggaran 2025.
"Sebenarnya secara teknis, pekerjaan bisa selesai dalam dua tahun. Namun faktor pendanaan menjadi tantangan yang membuat pekerjaan akan selesai dalam waktu 3 hingga 4 tahun," beber Yasin.
Jembatan tersebut dikerjakan pertama kali sejak 2015. Bahkan peletakan batu pertama dilakukan 5 Juni 2025 oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Dalam tahap awal, pekerjaan yang dilakukan adalah membangun jalan pendekat berupa pile slab dan timbunan di sisi Kalimantan dan Pulau Laut. Untuk pekerjaan ini, anggaran yang digelontorkan Pemprov Kalsel mencapai Rp50 miliar.
Sekitar setahun berjalan, pembiayaan tak hanya menggunakan anggaran Pemprov Kalsel, karena sharing dengan Pemkab Kotabaru dengan nilai sama-sama Rp50 miliar. Adapun pekerjaan yang dilakukan berupa bore pile dan pile cap di sisi kedua pulau.
Berhubung belum mendapat rekomendasi Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ), pekerjaan dihentikan mulai 2017.
Namun di akhir 2017, pekerjaan dilanjutkan kembali oleh Pemprov Kalsel dan Pemkab Kotabaru dengan anggaran yang sama persis dengan 2016. Pun pekerjaan yang dilakukan masih sama.
Jembatan tersebut didesain sepanjang 3.750 meter dan tinggi 40 meter, serta menggunakan cable stayed beton edge beam 2x175 meter dan 350 meter dengan lebar 24 meter.
Sementara bentang pendekat menggunakan box girder dengan panjang dari arah Kalimantan 950 meter, dan arah Kotabaru 1.950 meter dengan lebar 24 meter.
Sedangkan jembatan penghubung menggunakan pile slab dengan arah menuju Kalimantan sepanjang 75 meter, dan dari arah Pulau Laut 75 meter dengan lebar 24 meter.
Kemudian jalan pendekat dari arah Kalimantan sepanjang 1.500 meter, dan arah Pulau Laut 1.250 meter dengan lebar 24 meter.
Lantas setelah mendapat rekomendasi dari KKJTJ, desaian jembatan ditinjau ulang. Salah satunya tinggi jembatan yang semula 40 meter, diubah menjadi 30 meter.
What's Your Reaction?