Terima Hasil Pilkada 2024, Mujiyat-Fahrin Apresiasi Kemenangan Bahrul-Herman

Kendati hasil akhir belum disahkan, pasangan calon nomor urut 3 di Pilkada Barito Kuala (Batola) 2024, Mujiyat-Fahrin Nizar, legowo menerima fakta quick count yang tak memihak.

Nov 28, 2024 - 03:43 Wita
Nov 28, 2024 - 03:43
Terima Hasil Pilkada 2024, Mujiyat-Fahrin Apresiasi Kemenangan Bahrul-Herman
Pasangan calon Mujiyat-Fahrin Nizar menerima hasil pemungutan suara Pilkada Batola 2024 yang tidak memihak. Foto: Istimewa

KABARKALSEL.COM, MARABAHAN - Kendati hasil akhir belum disahkan, pasangan calon nomor urut 3 di Pilkada Barito Kuala (Batola) 2024, Mujiyat-Fahrin Nizar, legowo menerima fakta quick count yang tak memihak.

Mereka bahkan telah menyampaikan ucapan selamat kepada pasangan H Bahrul Ilmi-Herman Susilo yang mengeklaim sebagai pemenang. Klaim pasangan calon nomor urut 1 ini juga didasari hasil quick count.
  
"Kami menyampaikan selamat kepada pasangan calon 1 yang menjadi pemenang. Kami dengan ikhlas menerima semuanya. Semoga kedepan mereka membawa perubahan yang lebih baik di Batola," ungkap Mujiyat, Rabu (27/11/2024).

"Kami mohon maaf apabila terdapat hal-hal yang kurang menyenangkan kepada seluruh lapisan masyarakat, termasuk para pasangan calon ketika debat terbuka," imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan Fahrin Nizar, sembari mengingatkan bahwa tantangan selanjutnya lebih besar lagi akibat dinamika politik, ekonomi dan pembangunan.

"Namun kalau seluruh masyarakat bersatu, Batola tidak hanya akan berjalan, tetapi mampu berlari menuju kesejahteraan," sambung Fahrin.

Baca juga:

Tegas! Mujiyat-Fahrin Tolak Politik Uang Menjelang Pencoblosan Pilkada 2024

Bahrul-Herman Klaim Kemenangan di Pilkada Batola 2024

Sebelumnya sehari menjelang pemungutan suara, Selasa (26/11/2024), Mujiyat-Fahrin menegaskan menolak bagi-bagi uang, serangan fajar atau sejenisnya.

Penolakan tersebut juga didasari persoalan politik uang yang hampir selalu mengemuka dalam setiap pemilihan di Indonesia, khususnya legislatif dan kepala daerah. 

Akibatnya terbentuk pola pikir di otak pemilih yang selalu menginginkan imbalan uang, sebelum memberikan pilihan. 

Tak mengherankan kalau beberapa penelitian menyebutkan bahwa politik uang merupakan tindak kejahatan elektoral yang harus serius dicegah dan diperangi.

"Mengedukasi masyarakat tentang demokrasi merupakan hal penting. Namun apapun hasil yang diperoleh sekarang, kami dengan ikhlas menerima semuanya," tutup Mujiyat.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow