DPRD Batola Mengucapkan Selamat Memperingati Hari Perlawanan Rakyat Marabahan

Unsur pimpinan dan seluruh anggota DPRD Barito Kuala (Batola) mengucapkan selamat memperingati Hari Perlawanan Rakyat Marabahan, Kamis (05/12/2024).

Dec 5, 2024 - 05:09 Wita
Dec 6, 2024 - 11:09
DPRD Batola Mengucapkan Selamat Memperingati Hari Perlawanan Rakyat Marabahan

KABARKALSEL.COM, MARABAHAN - Unsur pimpinan dan seluruh anggota DPRD Barito Kuala (Batola) mengucapkan selamat memperingati Hari Perlawanan Rakyat Marabahan, Kamis (05/12/2024).

Hari Perlawanan Rakyat Marabahan merupakan salah satu bentuk perjuangan bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan.

Peristiwa tersebut terjadi sekitar empat bulan pasca Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Jakarta, tepatnya 17 Agustus 1945. 

Adapun kabar proklamasi memang baru diketahui di Marabahan lantaran keterbatasan informasi, selain sengaja ditutupi penjajah Belanda.

Hubungan yang biasanya dilakukan melalui laut dengan perahu rakyat, terputus sama sekali sejak April 1945 akibat embargo udara oleh sekutu.

Galangan kapal di Kuin dan Alalak juga diratakan dengan tanah oleh sekutu yang setiap hari menyerang Banjarmasin dengan pemboman udara.

Akhirnya informasi proklamasi di Jakarta baru sampai tiga bulan kemudian Marabahan melalui siaran radio. Lantas dengan berbagai risiko, dilakukan pengibaran Bendera Merah Putih di depan rumah eks kontrolir, tepat 5 Desember 1945.

Peristiwa bermula 1 Desember 1945, ketika pemuda-pemuda di Marabahan membentuk Persatuan Pemuda Republik Indonesia (PRRI). 

Mereka pula yang membeli radio dari tentara Australia, sehingga masyarakat dapat mendengarkan pidato-pidato pemimpin bangsa.

Kemudian 3 Desember 1945, datang Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI) ke Marabahan menggunakan motorboat Ohayo dari Sampit.

Dipimpin H Achmad, rombongan yang dinamai Ekspedisi 9 itu menggelar pertemuan dengan PRRI di Rumah Bulat, terkait kelanjutan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

Dari pertemuan tersebut, disepakati beberapa putusan penting. Di antaranya mengambil alih kekuasaan dari NICA di Marabahan dan mengibarkan Merah Putih dalam waktu segera.

Rombongan Ekspedisi Kalimantan juga menyerahkan bantuan persenjataan berupa 6 pucuk senapan panjang type 91, 1 peti berisi 900 biji granat tangan dan 1 peti bom pembakar.

Hasil keputusan itu direalisasikan 5 Desember 1945 sekitar pukul 08.00. Ditandai dengan pelucutan 1 karabein type 95, serta penurunan bendera Belanda dan menaikkan Merah Putih yang diiringi lagu Indonesia Raya.

Peristiwa itu kemudian didengar NICA. Sehari pasca pengibaran Merah Putih di Marabahan, mereka menurunkan tentara dari Margasari untuk merebut kembali Marabahan.

Pertempuran pun tidak terelakkan mulai pukul 15.00. Meski diyakini tak terdapat korban jiwa, tiang bendera yang mengibarkan Merah Putih putus dan NICA berhasil dipukul mundur.

Kemudian 7 Desember 1945, NICA kembali menyerang bersama tentara bantuan dari Banjarmasin. Marabahan pun dikepung mulai Ulu Benteng hingga Bagus.

Dengan persenjataan seadanya, akhirnya pejuang memilih mundur setelah berhasil menduduki Marabahan selama 3 hari dan 3 malam.

Setelah pertempuran itu, NICA melalukan merampas semua senjata dan menangkap masyarakat yang dicurigai sebagai pemberontak. Beberapa di antaranya langsung dieksekusi, sedangkan sebagian lain ditahan di Banjarmasin.

Selanjutnya Marabahan terus dikuasai NICA, sampai kemudian terjadi Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan di Kandangan.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow