Jumlah Petugas KPPS Meninggal di Pemilu 2024 Terus Bertambah

Jumlah Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia di Pemilu 2024, ternyata terus bertambah. 

Feb 15, 2024 - 23:35 Wita
Feb 15, 2024 - 23:36
Jumlah Petugas KPPS Meninggal di Pemilu 2024 Terus Bertambah
Petugas KPPS menunjukkan surat suara pemilihan calon presiden dan wakil presiden yang sudah tercoblos saat penghitungan suara Pemilu 2024 di TPS 03 Braga, Sumurbandung di Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/2). Foto: Antara

KABARKALSEL.COM, JAKARTA - Jumlah Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia di Pemilu 2024, ternyata terus bertambah. 

Mereka meninggal dunia menjelang pemungutan suara hingga masa penghitungan suara berakhir, Kamis (15/2).

Dilansir dari CNN, petugas terakhir yang dilaporkan meninggal bernama Teguh Joko Pratikno. Pria 43 tahun ini bertugas di TPS 011 Kelurahan Curugsewu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Teguh meninggal dunia ketika bertugas memproses rekapitulasi perhitungan suara di TPS, Rabu (14/2) sekitar pukul 23.30 WIB.

Almarhum sempat terjatuh dan kejang-kejang, seusai berjongkok di TPS tersebut. Sempat dibawa ke Puskesmas Patean, tetapi korban sudah meninggal dunia.

Sementara petugas KPPS di Jakarta Pusat berinisial AJ (24), meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal. Sepeda motor AJ menabrak trotoar, ketika mengantarkan logistik dari Kelurahan Kebon Kacang ke GOR Tanah Abang.

Kemudian petugas KPPS di Desa Sawit Hulu, Kecamatan Sawit Seberang, Kabupaten Langkat, bernama Larto meninggal dunia ketika penghitungan suara.

Awalnya Larto mengalami sesak napas dan diminta pulang sekitar pukul 02.00 WIB untuk beristirahat. Kemudian korban kembali datang ke TPS, Kamis (15/2) pagi, untuk menandatangani berita acara penghitungan surat suara. 

Tidak dinyana Larto terjatuh dan langsung dibawa ke Puskesmas terdekat, sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

Sedangkan Mastur Safua menjadi anggota KPPS di Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku, meninggal dunia diduga akibat kelelahan.

Sebelum menghembuskan napas terakhir, Mastur mengalami muntah darah ketika sedang bertugas. Sempat akan dirawat di puskesmas, Mastur meninggal dunia dalam perjalanan.

Kemudian Ketua KPPS di Rawabinangun, Kecamatan Koja, Jakarta Utara bernama Iyos Rusli, meninggal dunia di hari pemungutan suara.

Iyos sedang membacakan dan menghitung surat suara, sebelum tiba-tiba merasa tidak enak badan dan pamit pulang.

Tak lama setibanya di rumah, Iyos kemudian jatuh pingsan. Setelah dokter datang ke rumah untuk memeriksa, korban yang diketahui mengidap diabetes ternyata telah meninggal dunia.

Sinta Maharani yang bertugas sebagai anggota KPPS di Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, juga meninggal karena sakit.

Sinta yang bertugas di TPS 7 Kampung Jambu RT 02/02 Desa Sibanteng, mengeluhkan sakit ketika sedang melakukan penghitungan suara, sehingga sempat diantar pulang lebih awal.

Selanjutnya anggota KPPS 04 Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, Dewi Indriyani (43), meninggal dunia ketika mulai bertugas. 

Dewi awalnya dilarikan ke rumah sakit sekitar pukul 10.00 WIB, Rabu (14/2). Berdasarkan pemeriksaan dokter, korban mengalami kenaikan kadar gula dalam darah. 

Lantas sekitar pukul 02.30 Wita, Kamis (15/2), Dewi meninggal dunia di RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten.

Berikutnya petugas yang diketahui meninggal atas nama Arman Ramansyah dan Fuad Kholik di Tasikmalaya. Disusul Satriawan yang meninggal dunia akibat kelelahan, setelah bertugas sebagai anggota KPPS di Kabupaten Tangerang.

Petugas lain yang meninggal dunia saat menjalankan tugas adalah Ketua KPPS di TPS 18 Desa/ Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, bernama Dul Hanan.

Pria 50 tahun itu meninggal dunia di rumah, setelah mengeluhkan sesak napas dan pusing seusai menghitung surat suara.

Sementara beberapa korban lain meninggal dunia sebelum pemungutan suara. Mereka adalah Yusrizal dan Abdurrahman di Aceh

Sedangkan Firman yang menjabat Ketua KPPS di TPS 6 Kelurahan Babura, Kecamatan Medan Baru, Medan, Sumatera Utara, meninggal dunia akibat serangan jantung.

Adapun Rita Setyaningsih yang menjadi anggota KPPS di Kelurahan Maospati, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, meninggal dunia, Senin (12/2), seusai mengikuti rapat KPPS.

Demikian pula Rita Setyaningsih yang tercatat sebagai anggota KPPS di Kelurahan Maospati, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Terkait korban yang berjatuhan, anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Mochamad Afifuddin, mengeklaim telah melakukan upaya antisipasi.

"Semoga korban tidak bertambah, karena kami sudah berupaya melakukan tindak pencegahan. Di antaranya pembatasan usia dan tes kesehatan," papar Afifuddin.

"KPU juga menyediakan asuransi sebagai antisipasi hal yang tidak diinginkan, termasuk mengantisipasi dampak-dampak melalui santunan," pungkasnya.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow