Petani Cabai di HST Raup Untung di Tengah Cuaca Ekstrem

Sekalipun Kalimantan Selatan dilingkupi cuaca ekstrem, petani cabai di Hulu Sungai Tengah (HST) meraup untung cukup besar.

Jan 18, 2025 - 13:41 Wita
Jan 18, 2025 - 23:41
Petani Cabai di HST Raup Untung di Tengah Cuaca Ekstrem
Beberapa petani memanen cabai tiung di Desa Palajau, Kecamatan Pandawan, Hulu Sungai Tengah. Foto: Antara

KABARKALSEL.COM, BARABAI - Sekalipun Kalimantan Selatan dilingkupi cuaca ekstrem, petani cabai di Hulu Sungai Tengah (HST) meraup untung cukup besar.

Penyebabnya harga cabai di pasaran sedang mengalami kenaikan yang cukup sifnifikan. Situasi juga dipengaruhi kegagalan panen dan keterlambatan pasokan cabai dari luar pulau akibat cuaca.
 
"Kenaikan harga cabai tersebut akan berpengaruh terhadap inflasi," papar Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) HST, Irfan Sunarko, dikutip dari Antara, Sabtu (18/01/2025).

Sesuai laporan harga bahan pokok di HST, harga cabai rata-rata mengalami kenaikan dibanding Desember 2024 seherga Rp40.000 per kilogram.

"Sekarang hampir semua jenis cabai mengalami kenaikan harga per kilogram. Dalam sepekan terakhir, harga cabai rawit tiung berkisar antara Rp50 ribu hingga Rp80 ribu," jelas Irfan. 

"Sedangkan cabai merah besar Rp65 ribu hingga Rp80 ribu, cabai merah keriting Rp55 ribu hingga Rp70 ribu, dan cabai rawit lokal Rp100 ribu hingga Rp120 ribu," imbuhnya.

Kemudian cabai rawit hijau antara Rp50 ribu hingga Rp85 ribu, cabai rawit taji Rp60 ribu hingga Rp75 ribu. 

Sementara salah seorang petani cabai di Desa Palajau, Kecamatan Pandawan, Muslih, juga mengakui harga beberapa jenis cabai di tingkat petani sudah tinggi selama beberapa hari terakhir.

Seperti cabai tiung yang sudah berkisar Rp60 ribu hingga Rp70 ribu per kilogram. Padahal sebelumnya berharga di bawa Rp50.000.

"Kebetulan kami sudah memanen sebanyak 120 kilogram, kemudian dijual di tingkat petani dengan harga Rp66 ribu per kilogram," tutur Muslih.

Hasil yang dipetik Muslih diperoleh dari2.600 batang dan masih dalam masa produktif panen. Makanya Muslih mempekerjakan empat hingga lima orang agar mempercepat proses panen.

Meskipun mendapat untung cukup banyak, banyak tantangan yang dirasakan petani. Curah hujan yang cukup tinggi terkadang memicu berbagai penyakit.

"Tanaman selalu disemprot dengan berbagai obat dan berkonsultasi dengan penyuluh. Juga rawan pencurian, karena harga yang cukup tinggi sehingga kebun harus selalu dijaga," tutup Muslih.

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow