Picu Demonstrasi Besar, Berapa Tukin Dosen Setelah 4 Tahun Tidak Dibayar?
Tuntutan pembayaran tunggakan tunjangan kinerja (tukin) selama 4 tahun, memicu para dosen menggelar demonstrasi besar-besaran. Berapa nilai tunggakan yang harus dibayarkan?.
KABARKALSEL.COM, JAKARTA - Tuntutan pembayaran tunggakan tunjangan kinerja (tukin) selama 4 tahun, memicu para dosen menggelar demonstrasi besar-besaran. Berapa nilai tunggakan yang harus dibayarkan?.
Tergabung dalam Aliansi Dosen ASN Kemdiktisaintek Seluruh Indonesia (ADAKSI), para dosen menggelar demonstrasi di berbagai kota, Senin (03/02/2025).
Dikutip dari Antara, mereka menuntut pembayaran rapel tukin yang belum diberikan selama empat tahun, tepatnya sejak 2020 hingga 2024.
Massa juga meminta pemerintah memberikan kesetaraan dalam pembayaran tunjangan, tanpa membedakan antara satuan kerja (satker), Badan Layanan Umum (BLU), maupun Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH).
Kemudian mereka menolak keberadaan pasal selisih yang membuat pemotongan tukin dengan sertifikasi dosen (serdos).
Adapun demonstrasi juga merespons sikap Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) yang hanya akan membayarkan tukin 2025 dan sudah disetujui DPR.
Namun kalau digunakan membayar tunggakan, anggaran sebesar Rp2,5 triliun tersebut cuma bisa mengakomodir sepertiga tukin dari total 81.000 dosen ASN Kemendikti Saintek.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nomor 447/P/2024, besaran tukin dosen ASN ditetapkan sebagai berikut:
- Asisten Ahli (kelas jabatan 9): Rp5.079.200 per bulan
- Lektor (kelas jabatan 11): Rp7.757.600 per bulan
- Lektor Kepala (kelas jabatan 13): Rp10.936.000 per bulan
- Profesor (kelas jabatan 15): Rp19.280.000 per bulan
Kalau dikalikan dengan jumlah bulan yang tidak dibayarkan sejak 2020 hingga 2024 atau selama 48 bulan, estimasi total tunggakan per dosen adalah:
- Asisten Ahli: Rp5.079.200 x 48 bulan = Rp243.801.600 per orang
- Lektor: Rp8.757.600 x 48 bulan = Rp420.364.800 per orang
- Lektor Kepala: Rp10.936.000 x 48 bulan = Rp524.928.000 per orang
- Profesor: Rp 19.280.000 x 48 bulan = Rp925.440.000 per orang
Total tunggakan tersebut tentu memberikan dampak signifikan, terutama bagi dosen yang mengandalkan tunjangan sebagai bagian dari pendapatan utama.
Ironisnya alokasi anggaran tukin tidak pernah lagi diajukan Kemendikbudristek kepada Kementerian Keuangan sejak 2020.
Kondisi itu berlanjut sampai beberapa tahun berselang yang menyebabkan ketiadaan dasar hukum pembayaran tukin selama periode 2020 hingga 2024.
What's Your Reaction?
