Kunjungi Barito Kuala, Mentan Amran Dorong Generasi Muda Bertani
Selain meninjau pelaksanaan program optimalisasi lahan dan cetak sawah, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memiliki misi khusus dalam kunjungan ke Barito Kuala (Batola).
KABARKALSEL.COM, MARABAHAN - Selain meninjau pelaksanaan program optimalisasi lahan dan cetak sawah, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memiliki misi khusus dalam kunjungan ke Barito Kuala (Batola).
Dalam kunjungan dua hari di Kalimantan, Amran menyempatkan mengunjungi Handil Tura, Desa Anjir Pasar Kota, Kecamatan Anjir Pasar, Jumat (22/11/2024).
Kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut dari rapat koordinasi cetak sawah di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah di Banjarmasin, Kamis (21/11/2024) malam.
Kesempatan itu juga digunakan Amran untuk mendorong generasi muda di Kalsel untuk ikut bertani melalui pembentukan Brigade Pangan.
"Kami mengecek langsung persiapan optimalisasi lahan, cetak sawah, dan generasi milenial yang dilibatkan di Kalsel," papar Amran.
"Alhamdulillah sekarang sudah lebih dari 1.000 milenial yang turun langsung. Kami membagikan mesin-mesin modern untuk mereka pakai," imbuhnya.
Untuk memotivasi generasi muda agar terjun ke sektor pertanian, penggunakan teknologi tinggi dan keuntungan yang jelas diyakini menjadi kunci utama.
"Para milenial dan generasi Z akan turun ke pertanian kalau keuntungan minimal Rp10 juta per bulan dan penggunaan teknologi tinggi," ungkap Amran.
"Tanpa kedua hal tersebut, cukup mustahil mereka mau terjun ke lapangan," jelas peraih gelar doktor Ilmu Pertanian di Universitas Hasanuddin (Unhas) ini.
Salah satunya mekanisasi panen sebagai inovasi yang dapat menghemat waktu dan tenaga. Untuk memanen 1 hektare lahan, hanya dibutuhkan waktu selama 2 jam.
Sebelumnya proses panen manual dengan sabit, dibutuhkan waktu hingga 25 hari untuk 1 hektare per orang.
"Sekarang dengan teknologi modern, pasti generasi muda tertarik. Makanya kami menghibahkan mesin-mesin untuk kelompok agar program ini bisa berjalan berkelanjutan," jelas Amran.
Adapun Brigade Pangan di Kalimantan Selatan telah berjumlah 155 unit dengan lebih dari 2.000 anggota. Khusus di Batola, optimalisasi lahan 1.550 hektare dilakukan 8 Brigade Pangan dari sebelumnya hanya 3.
"Solusinya adalah mekanisasi teknologi, pengelolaan air yang baik, dan pendapatan menarik. Dengan langkah ini, kami optimistis generasi muda menjadi motor penggerak utama pertanian masa depan,” tegas Amran.
Sementara Manajer Brigade Pangan Mitra Tani, Rahmad Efendi, menyampaikan bahwa program tersebut potensial dan menjanjikan untuk petani muda.
"Kami mengelola 200 hektare sesuai arahan. Untuk progres pekerjaan, pengolahan tanah sudah mencapai 75 persen," jelas Rahmad.
"Pengalaman kami di Unit Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA) banyak membantu, sehingga adaptasi terhadap teknologi modern menjadi lebih mudah," tambahnya.
Sementara berdasarkan hasil analisis usaha, potensi keuntungan yang diperoleh Mitra Tani diklaim cukup signifikan.
"Dari standar 5 ton hasil panen, keuntungan bersih masih bisa mencapai Rp10 juta hingga Rp17 juta per bulan," beber Rahmad.
"Pendapatan itu berasal dari budidaya padi, pengelolaan alat dan mesin pertanian. Ini menguntungkan dan memberikan kami motivasi besar untuk terus maju,” tuturnya.
What's Your Reaction?